Puskesmas Kedungpring Melayani Dengan Ikhlas Sepenuh Hati dan Kasih Sayang

Jaminan Kesehatan Nasional harus Diperkuat dengan Dukungan Primary Health Care yang Sedekat Mungkin dengan Pasien

Demikian sambutan Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, pada acara Annual Scientific Meeting 2013 dalam rangka Dies Natalis Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada ke-67, di Yogyakarta (2/3). Hadir pada acara tersebut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Prof. Dr.Teguh Aryandono, Sp.B (K).Onk. Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta dr. Sarminto, M.Kes, Para Guru Besar dan Narasumber, serta Civitas Academika Universitas Gadjah Mada.

Sementara itu, untuk pelayanan kesehatan di rumah sakit harus dilakukan penyesuaian sistem pelayanan kesehatan dari konvensional menjadi managed care suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang (1) komprehensif dan menyeimbangkan antara kualitas pelayanan dengan pembiayaan kesehatan, (2) meliputi upaya promotif dan preventif, kuratif dan rehabilitatif, serta (3) menerapkan manajemen pengendalian utilisasi dan biaya serta program jaga mutu pelayanan kesehatan. Dengan demikian, pelayanan dan pembiayaan akan terintegrasi. Akan terjadi pula peralihan dari sistem fee for service menjadi kapitasi untuk jenjang pelayanan primer dan paket INA CBGs untuk jenjang pelayanan sekunder dan tersier. Hal ini akan menuntut institusi penyedia pelayanan kesehatan lebih efektif dan efisien dalam melakukan pelayanannya. Kendali mutu dan kendali biaya yang seimbang akan memacu rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang bermutu dengan biaya yang terjangkau, tambah Menkes.

Upaya Pemerintah untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan rumah sakit harus diikuti pula oleh semua praktisi perumahsakitan, termasuk rumah sakit pendidikan. Dalam menyongsong dimulainya pelaksanaan JKN pada tahun 2014, Menkes minta agar seluruh rumah sakit termasuk rumah sakit pendidikan melakukan langkah-langkah untuk mendapatkan akreditasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sebab, terpenuhinya jaminan mutu pelayanan melalui akreditasi merupakan dasar bagi BPJS untuk menentukan apakah suatu fasilitas pelayanan kesehatan memenuhi syarat atau tidak untuk dijadikan mitra dalam pemberian pelayanan jaminan kesehatan.

Pada kesempatan ini, Menkes juga mengingatkan tentang Konsensus Global Akuntabilitas Sosial Institusi Pendidikan Kedokteran pada bulan Oktober 2010 di London, Inggris yang disepakati oleh 130 organisasi pendidikan kedokteran dari seluruh dunia. Konsensus global ini menyepakati bahwa untuk dapat dipertanggungjawabkan secara sosial, pendidikan profesi kedokteran dituntut untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut : (1) Agar tanggap terhadap kebutuhan dan permasalahan pelayanan kesehatan di masyarakat saat ini dan di masa depan, (2) Agar pelayanan, pendidikan dan penelitian berorientasi pada prioritas sesuai kebutuhan masyarakat, (3) Agar memperkuat tata kelola institusi pendidikan dan memperkuat kemitraan dengan para pemangku kepentingan, (4) Agar menggunakan sarana evaluasi dan akreditasi untuk menilai kinerja dan dampak mutu pendidikan.

Lebih lanjut, Menkes mengimbau semua pihak yang terkait dalam pendidikan profesi kedokteran di Indonesia dan mempersiapkan anak didiknya agar mampu mendedikasikan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya untuk berperan aktif di era Jaminan Kesehatan Nasional. Tanamkanlah kebanggaan pada generasi penerus kita untuk melayani dengan hati (pride to service). Budaya tolong menolong merupakan warisan leluhur kita yang harus kita lestarikan.

Menkes juga menginstruksikan semua rumah sakit yang digunakan sebagai wahana pendidikan tetapi belum ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan oleh Kementerian Kesehatan agar segera mengambil langkah yang perlu untuk ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan.

Dewasa ini, sebanyak 322 rumah sakit serta 16 rumah sakit akademik digunakan sebagai wahana pendidikan dari 72 fakultas kedokteran di tanah air. Seluruh fasilitas pelayanan kesehatan ini sedang disiapkan menjadi rumah sakit pendidikan. Saat ini ada 43 rumah sakit pendidikan di seluruh Indonesia yang telah memenuhi persyaratan sesuai Kepmenkes No. 1069 tahun 2008 tentang Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan, tambah Menkes.

Pada 1 Januari 2014, pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia akan dimulai, Selanjutnya, akan dilakukan peningkatan cakupan jaminan kesehatan secara bertahap dan pada tahun 2019 akan terwujud Jaminan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage), sesuai amanat Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), jelas Menkes.
Menurut Menkes, saat ini pemerintah bersama masyarakat sedang melakukan persiapan pelaksanaan JKN mencakup, penyiapan regulasi, pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana, sumber daya termasuk sumber daya manusia dan sosialisasi. Kelak, dengan terwujudnya jaminan kesehatan semesta, maka seluruh penduduk Indonesia akan mempunyai jaminan kesehatan yang berarti dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu tanpa kendala biaya. Oleh karena itu, akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu harus terpenuhi.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline

Peluncuran Aplikasi AIDS Digital

Peluncuran Aplikasi AIDS Digital: HIV dan AIDS Information Right on Your Hand


Jakarta, 31 Oktober 2013

Hari ini (31/10), Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A., MPH meluncurkan aplikasi AIDS Digital, di Jakarta. Aplikasi AIDS Digital adalah aplikasi pertama di tingkat regional Asia Pacific, yang dibangun oleh ODHA, berteknologi tinggi yang berguna dalam mendukung pencapaian program penanggulangan AIDS.

Peluncuran aplikasi ini guna mendukung program pemerintah Indonesia dalam mencapai target MDGs untuk AIDS. Sebagaimana diketahui, sebagian besar infeksi baru HIV dan AIDS dilaporkan pada kelompok usia muda atau usia produktif. Pada periode April-Juni 2013 sebagian besar infeksi baru HIV adalah pada kelompok usia 25-49 tahun (71%) dan kasus AIDS baru sebagian besar pada kelompok usia 30-39 tahun.

Generasi muda atau kelompok usia produktif umumnya memiliki pemahaman yang cukup baik tentang teknologi informasi termasuk teknologi digital. Pemahaman ini merupakan peluang untuk memanfaatkan teknologi informasi dan teknologi digital dalam menjangkau generasi muda untuk menyampaikan berbagai pesan kesehatan termasuk pesan tentang pencegahan dan penanggulangan AIDS.

AIDS Digital bermanfaat untuk menginformasikan tentang berbagai hal, seperti pelayanan kesehatan, lokasi pelayanan kesehatan, jadwal pelayanan melalui alat komunikasi sehingga masyarakat tidak selalu perlu datang langsung ke fasilitas kesehatan. Dengan demikian,  waktu dan dana dapat dihemat, bahkan hambatan budaya akibat rasa malu dan atau adanya stigmatisasi  dan diskriminasi dapat dihindarkan, kata Menkes dalam sambutannya.

Pada kesempatan tersebut, Menkes minta agar seluruh jajaran kesehatan di Tanah Air ikut    mensosialisasikan kepada masyarakat tentang peluang mengakses informasi kesehatan melalui AIDS Digital. Dengan demikian, berbagai sasaran Pembangunan Kesehatan dapat dipercepat pencapaiannya termasuk pencapaian getting to zero pengendalian AIDS,  yaitu  tidak ada kasus baru HIV, tidak ada stigma dan diskriminasi terhadap ODHA, dan tidak ada  kematian akibat AIDS.

Aplikasi Digital AIDS dirancang atas kerjasama Kemenkes dengan Indonesia AIDS Coalition (IAC). Aplikasi ini berbasis Internet dan bisa diakses melalui website dan telepon pintar (smartphone). Aplikasi ini dapat diakses di website www.aidsdigital.net. Sedangkan bagi aplikasi berbasis telepon pintar dibangun dengan menggunakan tiga platform operating system yaitu iOs, Blackberry z10 dan Android yang akan bisa diakses di Apple Store, Google Play dan Blackberry Store.

AIDS Digital berisi informasi layanan terdiri dari Tes HIV, Terapi ARV, Kelompok dukungan ODHA, Pencegahan Vertikal, Layanan Jarum suntik steril, layanan methadone dan layanan IMS. Selain itu juga ada direktori online dari lembaga yang bekerja untuk program penangulangan AIDS seperti Kemenenterian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Komisi Penanggulangan AIDS, LSM dan juga jaringan populasi kunci.
Selain peluncuran AIDS Digital pada kesempatan yang sama Menkes juga meluncurkan website Kementerian Kesehatan RI dengan tampilan yang baru.

Website tersebut memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan website sebelumnya seperti dapat diakses dari handphone dan tablet serta dapat link dengan berbagai website lain yang terkait dengan kesehatan termasuk AIDS Digital, ujar Menkes.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat e-mail kontak@depkes.go.id

Menaggulangi Masalah Gizi Ganda

PERAN GIZI SEIMBANG
dalam
MENANGGULANGI MASALAH GIZI GANDA

Awal Kehidupan : 9 Bulan Pertama Menentukan  Masa Depan
 (AM Paul, Majalah Times 4 October 2010;
 Barker :Window of Opportunity, PrePregnancy To
 24 Months of Age. 2008, Nestle Nutrition Institute)

 Apa Yang Membuat Kita Seperti Sekarang ini ?
Mengapa ada anak / orang badannya tinggi, pendek, gemuk sekali, kurus,  yang sakit-sakitan?
Mengapa ada orang mudah terkena serangan jantung, penyakit gula, tekanan darah tinggi?

“ Apa yang membentuk masa depan kita”  
 Jawaban sering kita dengan dari para ahli kesehatan :  
  • Itu Keturunan (genetik)

  • Itu pengalaman hidup masa kanak-kanank.

  • Kesehatan dan Kesejahteraan Hidup Kita ditentukan kebiasaan hidup yang kita pilih waktu dewasa.


Menurut Prof.Barker : Sering tidak kita sadari yang menentukan masa depan kita ialah KEHIDUPAN JANIN 9 BULAN DLM KANDUNGAN, yaitu :  
  • GIZI waktu Janin

  • Polusi Udara, Obat2an, Infeksi Penyakit

    pada saat Ibu Hamil
  • Kesehatan , Ketenangan Hidup dan Kejiwaan  Ibu waktu Hamil

  • SEMUANYA ITU MEMBENTUK KITA SEJAK BAYI DAN BERLANJUT SAMPAI SEKARANG


“KEGEMUKAN BUKAN MONOPOLI ORANG KAYA “
Teori Barker
Fenomena aneh penelitian David Barker (1980an) :
  • Prevalensi tertinggi penyakit jantung  di Inggris dan Wales, justru ditemukan di daerah termiskin

  • Barker bingung karena data sebelumnya menunjukkan bahwa penyakit jantung adalah penyakit orang kaya – yang hidup serba santai dan makan enak.


Sejak Janin Perlu Gizi Seimbang
APA ITU PEDOMAN GIZI SEIMBANG
  • Menekankan keseimbangan antara kebutuhan gizi  dengan konsumsi makanan, dengan memerhatikan segala faktor yang berpengaruh pada keseimbangan tersebut
 GIZI SEIMBANG  :
  • Tidak hanya bicara soal makanan(kelompok sumber zat gizi dan porsinya)
  • Bicara soal makanan dan berbagai aspek non makanan yang berpengaruh pada keseimbangan.
 SEIMBANG DENGAN APA  ?
  • Dengan kebutuhan zat gizi yang ditetapkan dalam AKG (Angka Kecukupan Gizi)
  • Dengan aktivitas atau status biologis seseorang (bayi, baduta, hamil, dewasa, tua)
  • Dengan pola penyakit
  • Dengan  pola dan budaya makan setempat

SESUAI DENGAN AKTIVITAS DAN KEADAAN BIOLOGIS
Makin aktif bergerak dan berolah raga, makin tinggi energi yang dibutuhkan, berarti makin banyak porsi makanan
  • Ibu Hamil, Bayi, Baduta, Remaja,Dewasa, Usia Lanjut, berbeda kebutuhan zat gizinya – berbeda porsi makanan – berbeda komposisinya
  •  Tidak ada Gizi Seimbang yang “fit for all”

SEIMBANG DENGAN POLA PENYAKIT
  • Kelompok penyakit infeksi umumnya memerlukan  tambahan energi dan zat gizi lainnya
  • Kelompok penyakit degeneratif memerlukan  perhitungan lebih teliti akan kebutuhan zat gizi dan porsi serta jenis makanan yang harus dimakan. Khususnya penyesuaian dengan konsumsi lemak, gula, dan minyak

SEIMBANG DGN POLA DAN BUDAYA MAKAN
  • Manusia tidak makan zat gizi tetapi akan makan makanan
  • Bila dimungkinkan manusia selalu ingin makan sesuai dengan selera, kebiasaan, dan kemampuan daya belinya 
  • Ada hukum ekonomi (hukum Engel) yang mengatur pola makan : Makin tinggi pendapatan keluarga, makin kecil pengeluaran untuk makanan sumber karbohidrat dan makin besar untuk makanan sumber protein dan lemak.
  • Hukum Ekonomi Tidak Menjamin Keseimbangan Gizi 
  • Gizi Seimbang perlu Ekonomi plus dan Pendidikan Gizi

APA YANG TERJADI BILA TIDAK SEIMBANG
a. Kekurangan Gizi : akut, kronis
b. Kelebihan Gizi : gemuk, obis
c. Transisi Gizi (Nutrition Transtition – Popkin) :
ú         Dari Kekurangan ke Kelebihan
ú         Menjadi Beban Ganda Masalah Gizi


TUJUAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG
  • Meningkatkan efektifitas proses pendidikan gizi (nutrition education)
  • Menanamkan pengetahuan gizi yang seimbang dengan  kebutuhan  badan sejak bayi sampai manula
  • Menumbuhkan sikap positif terhadap pola makan yang bergizi seimbang sepanjang hidup
  • Mendorong  pola hidup aktif bergerak dan olah raga, menjaga berat badan ideal,
  • Mendorong kebiasaan hidup bersih diri dan lingkungan termasuk kebersihan makanan
  • Menyiapkan  masyarakat  menghadapi  transisi  beban ganda masalah gizi
  • Menyiapkan masyarakat dengan pola hidup sehat, tanpa masalah gizi yang menjadi beban masyarakat baik yang kaya maupun yang miskin
 PESAN UMUM DALAM PGS
  • Membiasakan makan beraneka ragam dan minum air bersih dalam jumlah yang cukup
  • Pertahankan Berat Badan Ideal
  • Batasi makanan berlemak, manis dan asin
  • Membiasakan hidup aktif dan berolah raga teratur
  • Menjaga kebersihan dan keamanan makanan, dan kebersihan diri dan lingkungan
  • “ENJOY YOUR FOOD” (PGS-JEPANG)

Petugas Gizi Puskesmas Kedungpring
Bapak Srianto
 

KELAS IBU HAMIL


KELAS IBU HAMIL


PENDAHULUAN
       Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada kesehatan ibu dan anak. Terutama kesehatan ibu hamil, bersalin, dan bayi pada masa perinatal. Kelas ibu hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
       Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar bagi ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan.
Beberapa keuntungan kelas ibu hamil adalah :
  • Materi yang diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman kelas ibu hamil yang memuat mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular seksual dan akte kelahiran.
  •  Penyampaian materi lebih komperhensif karena ada persiapan petugas sebelum penyajian materi.
  • Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik tertentu.
  • Waktu pembahasan lebih komperhensif karena pola penyajian tersetruktur dengan baik
  • Ada interaksi antara petugas kesehatan dangan ibu hamil pada saat pembahasan materi dilaksanakan.
  • Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan 
  • Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam memberikan.penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistem pembelajaran. Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau tenaga kesehatan yang telah mendapat pelatihan fasilitator kelas ibu hamil.


TUJUAN KELAS IBU HAMIL
  • Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
SASARAN KELAS IBU HAMIL
  • Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d 32 minggu, Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 0rang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang penting.
FOTO KEGIATAN KELAS IBU HAMIL








IKHTISAR

UPT PUSKESMAS KEDUNGPRING



UPT Puskesmas Kedungpring merupakan salah satu Puskesmas di wilayah Kecamatan Kedungpring yang membawahi wilayah sebanyak 13 Desa di Kecamatan Kedungpring. Adapun desa yang menjadi wilayah kerja UPT Puskesmas Kedungpring meliputi Desa Tenggerejo, Desa Nglebur, Desa Majenang, Desa Mekanderejo,  Desa Kedungpring, Desa Kandangrejo, Desa Tlanak, Desa Sidobangun, Desa Blawirejo, Desa Sidomlangean, Desa Maindu, Desa Banjarejo, Desa Karangcangkring. Puskesmas Kedungpring dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh tiga Puskesmas Pembantu yaitu Pustu Maindu, Pustu Sidomlangean dan Pustu Mejenang beserta Ponkesdes yang berada di masing-masing desa.